Dunia Dalam Bahaya
Artist | The SEVENTEEN GLOBAL GOALS Song Project feat. Esie |
Title | Dunia Dalam Bahaya |
Release Date | Sunday, July 17, 2022 |
Genre | Pop > Pop |
Copyright | © CorCordis Records |
Country | AUSTRIA |
Promotion Text
Indonesien, vom Klimawandel extrem bedroht, ruft zum dringenden Umdenken auf!
Esie berasal dari Kalimantan, bagian Indonesia yang berada di pulau Borneo. Dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia, Indonesia terkena dampak perubahan iklim yang sangat ekstrem - Indonesia semakin menjadi "dunia dalam bahaya". Karena itulah Esie memberi judul lagu yang sama dan menyerukan kepada dunia untuk memikirkan kembali dan mendesak semua insan untuk melakukan perubahan yang berkelanjutan di bumi kita - demi perlindungan, pelestarian, dan kesejahteraan semua kehidupan.Esie: "Meskipun sekarang saya sudah lebih dari 20 tahun tinggal bersama keluarga di Jerman, tetapi hati dan jantung saya selalu berdebar dan berdetak untuk tanah kelahiran saya di Kalimantan Barat. 17 Syarat Pembangunan Berkelanjutan yang dirangkum oleh PBB adalah menyangkut tentang kehidupan kita semua. Walaupun demikian, ada beberapa wilayah di dunia kita, di mana akibat dari tindakan sebagian orang yang tidak bertanggung jawab, sudah bisa dirasakan dampaknya yang lebih kuat daripada di Eropa Tengah. Dan sayangnya, Kalimantan termasuk ke dalam daerah-daerah tersebut di atas. Sebagai anak Kalimantan, bagian Indonesia yang berada di pulau Borneo, adalah merupakan suatu kehormatan khusus bagi saya, bahwa pelukis terkenal dari Malaysia, Jainal Amambing, yang tinggal di Kudat, Sabah di sebelah timur laut kepulauan kami, telah mengizinkan lukisan-lukisannya yang indah dalam gaya lukisan naif untuk menghiasi pembuatan video ini. Jainal Amambing adalah seniman berbakat dari suku asli Rungus. Lukisan-lukisan indahnya yang berwarna-warni tentang alam dan kehidupan sehari-hari di pulau kami yang terancam punah, menyampaikan seruan kepada kita semua untuk melindungi dunia ini dari kehancuran yang lebih parah dan melestarikannya untuk generasi mendatang."Esie comes from Kalimantan, the Indonesian part of the island of Borneo. Indonesia is affected by extreme climatic changes like hardly any other country - it is increasingly becoming a "world in distress" (Dunia Dalam Bahaya). In her song of the same name, Esie calls for an urgent rethink for sustainable change on our planet - for the protection, preservation and well-being of all life. She says: "Even though I now live in Germany with my family, my heart will always beat for my home country of Kalimantan. The 17 Sustainable Development Goals formulated by the United Nations concern us all. However, there are regions in our world where the effects of people's often irresponsible actions are already being felt more strongly than in Central Europe, for example. Unfortunately, Kalimantan is one of these regions.As a child of Kalimantan, the Indonesian part of the island of Borneo, it is a special honor for me that the Malaysian painter Jainal Amambing, who lives in Kudat, Sabah in the northeast of my island, has agreed to make his beautiful pictures in the style of naive painting available for the embellishment of the video. Jainal Amambing is a gifted artist from the indigenous Rungus people. His colorful paintings of the nature of our endangered island send a call to protect it from further destruction and to preserve it for future generations."Words and Music: Peter van Ham (GEMA)Indonesian adaptation: Esie HansteinLead and background vocals: Esie HansteinAdditional background vocals: Tara LouiseAll instrumental performances and programming, arrangement, production: Peter van HamRecorded by Peter van Ham at Ham ‘n’ Eggs Music Studios, FrankfurtEsie's vocals recorded by Heinz Hess at Art of June Studios, FrankfurtTara's vocals recorded by Tara Louise Benjamin at TBS, Los AngelesFinal mix by Heinz Hess and Peter van Ham at Art of June Studios, FrankfurtMastering by Scott Hull at Masterdisk, New YorkCopyright © 2022 CorCordis Records